Iklan Header

Proses Pembuatan Logo untuk Klien: Dari Obrolan Awal Sampai Logo Siap Pakai!

Kalau Anda penasaran seperti apa sih proses lengkap pembuatan logo profesional-baik dari sisi desainer maupun klien-artikel ini cocok banget buat Anda. 

Saya akan bawa Anda jalan-jalan menyusuri langkah demi langkah pembuatan logo, mulai dari ngobrol santai dengan klien, sampai akhirnya logo siap dipakai di media sosial, kemasan produk, atau bahkan papan nama kafe impian!

Yuk, kita mulai dari awal.


1. Diskusi dengan Klien (Kuesioner untuk Klien)

Segalanya dimulai dari komunikasi. Saya selalu mulai dengan kuesioner klien. Ini bukan soal formalitas, tapi cara supaya saya bisa memahami lebih dalam siapa klien saya, apa yang mereka jual, siapa target pasar mereka, dan seperti apa logo impian mereka.

Pertanyaannya bisa ringan seperti:

  • "Siapa target pasar Anda?"

  • "Warna apa yang Anda suka atau ingin hindari?"

  • "Logo seperti apa yang Anda bayangkan?" Kadang obrolan berkembang jadi diskusi panjang yang seru banget!

Selengkapnya sudah Saya bahas di artikel Kuesioner Desain Logo untuk Klien.


2. Klien Menjelaskan Bisnisnya Agar Desain Logo Sesuai

Setelah kuesioner diisi, biasanya klien akan menjelaskan lebih detail soal visi bisnis mereka. Saya suka banget bagian ini, karena dari sinilah muncul banyak inspirasi. 

Misalnya, klien cerita bahwa mereka ingin kafenya jadi tempat ngumpul para freelancer, atau ingin logonya terasa "hangat dan bersahabat" - ini penting banget untuk mengarahkan gaya desain.


3. Desainer Membuat Sketsa Ide-ide

Setelah semua info terkumpul, saya mulai corat-coret! Di tahap ini, saya membuat sketsa kasar sebanyak mungkin-tanpa mikir terlalu lama. Tujuannya bukan langsung bagus, tapi untuk menuangkan ide yang liar dulu, nanti baru dipilah.

Biasanya saya pakai iPad + pen untuk menggambar sketsa. Bisa juga pakai chatbot AI seperti ChatGPT atau Gemini.


4. Menggunakan "Image Trace"

Kalau saya mulai dari gambar tangan atau hasil chatbot AI, saya pindahkan ke komputer pakai fitur Image Trace (di Adobe Illustrator/Corel Draw). Fitur ini bantu mengubah gambar sketsa jadi bentuk vektor yang bisa diedit lebih fleksibel.

Setelah itu, barulah desainnya bisa dipoles lebih rapi, geser sana-sini, atur ketebalan garis, dll.


5. Bekerja dengan Typography

Tipografi alias pemilihan huruf sangat krusial dalam desain logo. Saya akan eksperimen dengan berbagai font: serif, sans-serif, script, atau bahkan custom font yang saya gambar sendiri.

Tujuannya tentu agar logo terasa unik dan cocok dengan karakter brand klien.


6. Finalisasi Konsep Kita

Dari sekian banyak sketsa dan percobaan, saya akan memilih beberapa konsep terbaik untuk dikembangkan lebih serius.

Biasanya saya simpan 2-3 opsi konsep utama, lalu mulai rapikan, pastikan proporsinya seimbang, dan bisa dibaca dengan baik di berbagai ukuran.


7. Membuat Icon-icon

Kalau klien menginginkan logo berbasis ikon atau simbol, saya akan mulai mendesain ikon khusus. Misalnya: gambar biji kopi, pena, rumah, atau bentuk geometris yang menyimbolkan sesuatu. Ikon ini bisa berdiri sendiri atau dikombinasikan dengan teks logo.


8. Membuat Ide-ide Lainnya

Saat satu ide terlihat menjanjikan, saya tetap buka kemungkinan untuk eksplorasi lebih lanjut. Kadang saya bikin versi lain dengan gaya berbeda:

  • Flat design

  • 3D look

  • Garis tipis vs bold

  • Dengan dan tanpa outline Ini berguna untuk melihat mana yang paling cocok dan fleksibel untuk kebutuhan klien.


9. Negative Space Logo

Saya juga suka bermain dengan negative space-ruang kosong di antara elemen logo yang bisa membentuk gambar tersembunyi.

Contohnya seperti logo FedEx yang punya panah tersembunyi di antara huruf E dan X. Kalau pas dengan konsep brand, teknik ini bisa bikin logo jadi lebih cerdas dan berkesan.


10. Presentasi Klien

Saat semua desain siap, saatnya presentasi ke klien! Saya biasanya bikin presentasi visual, bukan sekadar kasih file PNG ya. Saya tampilkan:

  • Logo dalam mockup (misalnya di cangkir, kartu nama, signage)

  • Penjelasan filosofi desainnya

  • Pilihan warna dan font

Klien bisa kasih feedback-revisi kecil? Bisa. Ganti warna? Boleh. Tapi biasanya di tahap ini sudah hampir final.


11. Menambahkan Grit dan Texture

Kadang, logo butuh tekstur atau efek "kasar" (grit) untuk memberi nuansa tertentu, misalnya agar terasa vintage, handmade, atau industrial. Saya tambahkan elemen ini secara halus agar tetap clean tapi punya karakter.


12. Menemukan Warna-warna Kita - Mood Boards dan Lainnya

Warna bukan sekadar estetika, tapi juga psikologi. Saya akan membuat mood board (kolase inspirasi visual) berisi warna, foto, gaya ilustrasi, dll.

Dari sana, kita bisa tentukan palet warna utama dan warna pendukung yang akan digunakan di logo dan seluruh branding.


Penutup

Nah, itulah gambaran lengkap proses pembuatan logo untuk klien, mulai dari ngobrol awal sampai logo siap dipakai! Saya selalu percaya bahwa logo yang baik lahir dari kolaborasi yang terbuka antara desainer dan klien. Dan seperti apapun prosesnya, yang paling penting: logo harus mewakili jiwa bisnis Anda.

Semoga tulisan ini bermanfaat, apalagi kalau Anda sedang cari desainer atau ingin buat logo sendiri. Kalau Anda punya pertanyaan atau ingin diskusi, feel free untuk kirim komentar. 😊

Sampai ketemu di artikel selanjutnya!

Posting Komentar untuk "Proses Pembuatan Logo untuk Klien: Dari Obrolan Awal Sampai Logo Siap Pakai!"